Bagian 15, Aku Melanjutkannya Lagi
Bagian 15
Aku Melanjutkannya Lagi
1 bulan setelah berliburan telah berlalu. Semuanya tengah merasakan senang. Semua bergembira dengan liburannya setelah sekian lama bekerja akhirnya terbayar juga dengan rasa senangnya. Rasanya seperti benar benar keluarga, Menyatu, Saling menjaga dan penuh kasih sayang. Dari kejadian lusa hari itu Clarissa berfikir matang matang.
"Ada apa dengan semua ini, Mengapa semua hal yang tampak di mataku adalah sebuah kebahagiaan semua. Mengapa dari semua temanku yang disini menunjukkan kebahagiaan di setiap harinya? Apakah mereka semua palsu? Apakah mereka semua tak pernah menunjukkan kesedihan padaku atau bahkan pada dunia?" Ucap Clarissa Berfikir.
Clarissa bergegas untuk mencari jawaban lagi. 6 Hari setelah nya Clarissa beranjak mencari Michael. Mengapa ia yang selalu di cari karena tak ada lagi kepalsuan dari dalam dirinya hampir terungkap, Dari rokoknya dan raut wajahnya di setiap hari. Seperti seseorang yang menguatkan dirinya di setiap hari. Clarissa menemui nya di tempat biasa ia kunjungi di setiap harinya yaitu toko sandwich.
"Hey Michael." Ucap Clarissa dengan antusias.
Michael tidak menjawabnya. Clarissa berlari dan mendatangi Michael. Kemudian dengan wajah yang sedikit keringat, Gugup dan wajahnya penuh dengan kebingungan. Michael melihat matanya kemudian meninggikan alisnya.
Clarissa gugup kemudian berkata.
"Aku hidup!! Aku baru merasakan hidup." Ucap Clarissa.
"Hidup?!" Ucap Michael.
"Iya aku hidup." Ucap Clarissa.
"Hidup?!" Ucap Michael.
"Aku bilang sekali lagi, Aku hidup." Ucap Clarissa.
"Hidup?! Bagaimana? Hidup?!" Ucap Michael.
"Iya setelah aku tau bahwa berada di dekapan seorang ibu adalah hal yang bisa membuat hidup." Ucap Clarissa.
"Sekarang kamu sedang tidak berada di dekapan bunda? Kamu berdiri di hadapanku." Ucap Michael.
"Iya karena hal itu, Aku jadi tau. Aku jadi merasakan hidup. Michael bundaku meninggal." Ucap Clarissa lirih.
"Bundamu? Bundamu? Kamu hidup dengan seorang bunda? Bukan kah kamu adalah anak yang mandiri Sa?" Ucap Michael.
"Bundaku hari ini meninggal." Ucap Clarissa.
Michael masih saja tidak paham dan tidak peka terhadap peristiwa yang menimpa Clarissa. Clarissa membutuhkan dekapan bahkan ketenangan.
"Iya. Pulanglah Clarissa. Aku akan beri izin. Kamu tak perlu memikirkan pekerjaanmu." Ucap Michael.
Kemudian Nadiya berlari sambil memanggil Clarissa.
"CLARISSA!! CLARISSA!! CLARISSA!!! CLARISSA!!"
Nadiya langsung memeluk Clarissa. Nadiya melihat Michael yang sedang duduk santai dan merokok.
"Woi, Lu jahat banget Kel. Kok lu bisa diem aja." Ucap Nadiya.
"Pikiran gua lagi banyak, Gua ga tenang. Gua lagi ga pengen di ganggu. Dah lu anterin dia pulang aja Nad. Gua kasih izin lu buat nganterin dia pulang, Nanti semua kerjaan lu gua yang handle." Ucap Michael.
Kemudian Michael pun pergi.
"Gila tu orang, Bukan manusia apa ya. Bisa sampe kayak gitu ke orang yang lagi terpuruk hidupnya, Gua heran. Setelah dewasa egonya tinggi, Bertambah umur nambah juga egonya." Ucap Nadiya dalam hati.
Nadiya memeluk Clarissa di toko sandwich kala itu, Semua orang berlalu lalang, Menyelesaikan semua struggle kehidupannya masing masing. Yaa memang hari itu adalah kehancuran setengah dari kehidupannya Clarissa. Bahkan saat itu juga ia tak punya siapapun untuk melepaskan kerelaannya. Ia hanya bisa diam, Benar benar diam dari riuhnya kepalanya dan cara dunia bekerja. Menangis adalah satunya jalan untuk melepaskan semuanya. Di hari itu juga Clarissa pulang, Ia di temani Nadiya.
Untungnya ia menemukan seseorang seperti Nadiya, Benar benar hati yang selalu di pakainya, Dalam menghadapi apapun. Nadiya benar benar menolong Clarissa. Sesampainya di desanya, Rumah Clarissa benar benar ramai. Warga sekitar dan tetangga yang mengurus semua jenazah Ibunda Clarissa. Tepat ketika itu duduk di sebelah jenazah Clarissa tak dapat membuka matanya. Lama kelamaan waktu dari waktu, Detik yang berjalan dengan suara lembut dari Nadiya yang meyakinkan bahwa dunia akan baik baik saja, Dunia akan tetap berjalan setelah ini, Dunia akan tetap hidup kembali. Karena ia tak kehilangan apapun hari ini, Itu kata kehidupan. Clarissa membuka matanya pelan pelan dan ya, ia melihat kain putih yang menutupi sekujur tubuh Ibunya. Ia tak kuat namun semuanya di kuat kuatkan.
Seseorang datang menggunakan motornya, Memarkirkannya, Melepas helmnya, Memakai jacket kemudian berjalan menuju arah Clarissa.
"Sa? Temen lu, Dio." Ucap Dio.
Komentar
Posting Komentar