Bagian 6, Adaptasi

Bagian 6
Adaptasi

Lusa dari kejadian yang membuat Clarissa merasa benar benar bodoh telah terlewati. Dari sesuatu pekerjaan yang hampir membuatnya di keluarkan dari kantornya ternyata itu tidak terjadi. Kali ini Clarissa tak sadar telah meninggalkan bolpointnya di meja Michael. 

Saat itu sebelum berangkat ke kantornya Clarissa mengecek barang barang yang akan di bawanya terutama tasnya. Setelah mengeceknya Clarissa heran akan bolpointnya. 

"Mengapa bolpointku tidak berada di dalam tas?" Ucap Clarissa. 

Clarissa resah dan terus mencari bolpointnya yang hilang. Clarissa mengeceknya di baju yang kemarin ia pakai. Namun Bolpointnya tidak di temukan. Setelah beberapa menit Clarissa mencarinya kemudian Clarissa pasrah dan memutuskan untuk berangkat. 

Ketika Clarissa berangkat dan sampai di kantornya, Michael sedang duduk di depan kantornya. Saat Clarissa akan masuk ke dalam kantornya mata Michael tak bisa berpaling pada Clarissa. Lalu. 

"Clarissa." Ucap Michael. 

Langkah Clarissa terhenti. 

"Iya?" Ucap Clarissa. 

Michael membuka tas kecilnya dan memberikan bolpointnya. 

"Kemarin ada orang ceroboh yang ninggalin bolpoint kesayangan di meja." Ucap Michael. 

Raut wajah Clarissa berubah menjadi periang. 

"Wah!! Makasih banyak!!! Kok bisa!!!." Ucap Clarissa. 

"Iya kemarin pas kita ngejilid laporan, Bolpointnya jatuh ke kolong meja. Untung aja pas mau pulang Bolpointnya saya ambil. Lain kali sebelum pulang di cek dulu barang bawaannya yaa." Ucap Michael. 

"Iya, Makasih ya." Ucap Clarissa. 

Clarissa pun masuk ke dalam ruangan kantornya. 

"Kok? Bisa ya? Bolpointku engga tertukar sama punya Michael?!!" Ucap Clarissa dalam hati. 

Clarissa adalah seseorang yang selalu memikirkan dirinya sendiri sendirian banyak berbagai pertikaian yang ada di dalam pikirannya tidak ada satupun yang tau. Clarissa  memikirkan berbagai pertikaian pertikaian yang ada di dalam pikirannya. Mulai dari hal hal kecil yang melanda kehidupan Clarissa sampai hal hal besar yang menghadang di jalan Clarissa. Clarissa selalu percaya dengan perasaannya sendiri, Clarissa selalu percaya dengan apa yang ada di pikirannya. Tak ada yang bisa Clarissa percaya selain perasaannya sendiri. 

Di hari itu juga Clarissa mulai berfikir fikir lagi. Clarissa mulai penasaran dengan Michael. Clarissa ingin lebih jauh lagi mengenalnya meskipun dengan langkah yang sedikit demi sedikit. Satu demi satu. Karena perilakunya yang membuat Clarissa kagum dengan melihat beberapa hal hal kecil, Menyelamatkannya. Meski hal hal sekecil itu bisa di dapatkan kembali. Namun Michael lebih memilih untuk mengembalikan. Michael tak berhak untuk mengambil hak tersebut. 

Keesokan harinya, Clarissa sengaja untuk tidak membawa makanan dari rumah. Clarissa berfikir untuk mencari relasi di luar pekerjaannya. Clarissa masih ingin beradaptasi dengan tempat di luar kantornya. Tidak hanya di dalam kantor. Jadi Clarissa memutuskan untuk tidak membawa makanan rumah. 

Telah tiba jam istirahat di kantornya Clarissa memutuskan untuk keluar. Setelah sampai di pintu keluar kantornya. Clarissa berpapasan dengan Michael, Hexa dan Nadiya. 

"Hai Clarissa." Ucap Nadiya. 

"Halo, Kalian mau keluar juga?" Ucap Clarissa. 

"Iya." Ucap Nadiya dan Hexa. 

Michael pun tak menyapa Clarissa, Ia langsung keluar.

"Itu Michael langsung keluar?" Ucap Clarissa. 

"Iya, Emang kebiasaan dia selalu kek gitu. Takut ketemu orang keknya." Ucap Nadiya. 

Kemudian Clarissa pun keluar dan hendak mencari kendaraan umum. Diperjalanan Clarissa merasakan hal yang benar benar tak ia nyaman karena ia harus berdesakan dengan orang lain, Panas, dan suasana pengap dalam kendaraan umum. Clarissa langsung berfikir. 

"Dari pada harus berdesakan dengan orang lain mending gua tadi pesen ojek online aja ya? Kenapa ga kepikiran yaa? Sulit juga adaptasi sendirian." Ucap Clarissa. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagian 12, Pertama Kali Bersama Sama Hingga Lupa