Bagian 8, Karena Kita Seperti Sistem Dan Lingkungan
Bagian 8
Karena Kita Seperti Sistem Dan Lingkungan
Sampailah mereka di toko sandwich.
"Eh Clarissa, Pesen dulu aja. Aku mau ke warung depan bentar." Ucap Michael.
"Eh di warung depan situ ga ada rokok, Di bagian paling selatan aja tuh. Banyak rokok." Ucap Clarissa.
Clarissa mengetahuinya, Karena selang 2 minggu kemarin Clarissa selalu berjalan jalan berpindah tempat dari satu ke tempat lainnya. Guna untuk adaptasi dengan lingkungan nya. Setelah Michael membeli rokok. Michael kembali. Dan duduk di sebelah Clarissa.
"Udah aku pesenin kok, Tinggal tunggu aja." Ucap Clarissa.
"Iya. Eh boleh ngerokok kan?" Ucap Michael.
"Iya boleh kok." Ucap Clarissa.
Michael pun menyalakan rokoknya dan menghembuskan nafas pertamanya. Sontak membuat Clarissa bertanya.
"Ngerokok itu bikin tenang ya?" Ucap Clarissa.
"Iya, Selain bikin tenang rokok ga bakal bisa bohong kalo itu bikin sakit." Ucap Michael.
"Tapi tenang kan?" Ucap Clarissa.
"Iya." Ucap Michael.
"Kenapa ya? Bahkan orang mati pun masih kesakitan dan minta doa biar bisa tenang. Tapi ketika di dunia ketenangan bisa di dapetin melalui rasa sakit." Ucap Clarissa.
Makanan yang mereka pesan pun datang, Michael langsung mengambilnya. Ini pertama kalinya mereka berdua makan siang bersama di terik matahari yang selalu berada di tengah. Dari beberapa kejadian yang telah menimpa mereka satu demi satu. Sampai seketika sela sela sedang memakan sandwich, Michael bertanya.
"Clarissa? Kok ga ngejauh? Suka asap rokok?" Ucap Michael.
"Karena semua asap yang terbang hingga hari ini bukanlah sebuah asap melainkan pikiran yang berterbangan dan akan kembali ke alam. Kemudian sang sistem akan dapat menjalaninya kembali." Ucap Clarissa.
"Namun?" Ucap Michael.
"Asap tersebut juga dapat merusak sistem lain. Gampangnya lebih baik berbicara lalu di dengar oleh telinga dan alam dari pada, Satu dari satu sistem rusak karena satu sistem yang tidak pernah mau berbicara." Ucap Clarissa.
"Aku menyukai pikiranku sendiri, Persis sepertimu. Aku menyukai beberapa hal dari diriku sendiri, Termasuk caraku untuk mengeluarkan suaraku sendiri lewat asap." Ucap Michael.
"Jadi? Kamu tidak mempunyai satupun telinga yang ingin sekali mendengarmu?" Ucap Clarissa.
"Eh, Ini udah jam setengah satu lebih, Balik ke kantor aja ayo." Ucap Michael.
Kemudian setelah mereka membayar makanan mereka di kasir, Mereka pun kembali ke kantornya. Michael tak berani menjawab pertanyaan pertanyaan dari Clarissa.
Seusai sepulang kerja, Clarissa pulang ke rumah kontrakannya.
"Bosen banget dah, Besok weekend ga ada hal yang mau gua kerjain. Flat banget hidup gua." Ucap Clarissa.
Clarissa pun berniat untuk mengajak Nadiya untuk pergi ke museum di kotanya guna untuk menjernihkan pikirannya kembali terhadap apa yang selalu ia kerjaan setiap hari. Clarissa pun menelepon Nadiya.
"Siapa deh malem malem begini nelfon." Ucap Nadiya. Kemudian Nadiya pun mengangkat telfonnya.
"Halo? Kenapa Clarissa kok malem malem begini." Ucap Nadiya.
"Iya nih maaf yaa, Nad lo besok free ga?" Ucap Clarissa.
"Bentar, Gua buka buku catatan kehidupan gua dulu." Ucap Nadiya.
"Baru kali ini gua denger catatan kehidupan, Emang ada Nad?" Ucap Clarissa.
"Cuma gua sama doraemon yang punya. Keknya besok gua free deh." Ucap Nadiya.
"Yaudah besok keliling kota yok Nad. Ajak gua mengenal kota lebih jauh." Ucap Clarissa.
"Yaudah, Tapi gua ajak satu temen gua yaa." Ucap Nadiya.
"Iya." Ucap Clarissa.
Clarissa pun menutup telfonnya, Kemudian Clarissa tidur.
Komentar
Posting Komentar