Bagian 17, Orang Yang Selama Ini Ku Cari
Bagian 17
Orang Yang Selama Ini Ku Cari
"Jadi gua benci penolakan." Ucap Dio.
"Wah wah wah jangan jangan lu jadiin Clarissa cuma pelampiasan." Ucap Nadiya.
"Lu lemot banget masa gua harus jelasin semuanya." Ucap Dio.
"Yakan siapa tau gua bisa bantu lu buat dapetin Clarissa. Gua tau lu suka Clarissa tapi lu gatau gimana cara mulainya. Kok muka lu merah." Ucap Nadiya.
"Apa bener ya ini adalah orang yang gua cari selama ini ya? Orang yang harus membawa cerita gua ke BAB selanjutnya. Kayaknya ini orangnya, Gua harus ceritain semuanya." Ucap Dio dalam hati.
"WOII!! KOK LU BENGONG!!!" UCAP NADIYA.
Dio memutuskan untuk mengeluarkan semua yang ada di pikirannya. Dio menatap Nadiya.
"SEREMM!! KOK TATAPAN LU GITU. LU MAU NGAPAIN?!!! GUA TONJOK LU!!!" UCAP NADIYA.
"Gua mau ceritain semuanya." Ucap Dio dengan tenang.
"Yuk? Mau mulai dari mana?" Ucap Nadiya.
"Jadi yang gua maksud tadi tentang gua benci penolakan itu emang bener tapi lu salah tangkap. Jadi maksud gua, Gua benci penolakan makanya gua sampai hari ini masih nyimpen perasaan itu, Gua benci penolakan. Dan gua gamau memulai perang yang gabisa gua menangin. Gua lebih milih buat ngeliat dia dari kejauhan dan cuma denger dia seneng, Dia menang lomba, Dia Ranking 1 di kelasnya, Dia bisa hidup mandiri, Dia bisa kerja dengan kerjaan yang dia sukain. Jadi selama ini gua cuma self respect, Gua melindungi diri gua. Gua benci penolakan. Dia yang gua kagumi Clarissa, Udah 3 tahun gua kagum." Ucap Dio.
"Bahasa lu tinggi juga. Gua sampai bingung jawabnya." Ucap Nadiya.
"Gua kagum dengan semua hal yang ada di Clarissa, Tapi gua tau Clarissa ga bakal mau buat buka hati buat gua. Dan ketika gua memilih buat masuk ke kehidupannya lebih dalem lagi gua cuma bakal gangguin pikirannya, Dan bisa jadi gua bisa ngerusakin hidupnya." Ucap Dio.
"Obsesi? Okay gua paham Dio!!!" Ucap Nadiya.
Pertama kali Nadiya menyebut nama Dio, Sungguh ini pertama kalinya.
"Maksud lu? Perang yang gabisa lu menangin?" Ucap Nadiya.
"Iya. Gua cuma bisa jadi pengagum. Pikiran gua selalu bilang gua ga bakal bisa sampe di sisi hidupnya, Iya hidup Clarissa." Ucap Dio.
"Dio? Kok lu nyerah?" Ucap Nadiya.
"Gua ga nyerah, Gua cuma...." Ucap Dio.
"Ini bukan hal yang lu mau kan?" Ucap Nadiya.
"Tapi? Gua tau diri gua mungkin gua lebih milih ini karena gua lebih nyaman. Mungkin ada saatnya juga gua ga harus kyk gini. Tapi gua gatau kenapa selama 3 tahun lebih gua lebih nyaman bahkan semua perasaan tentang keburukan keburukan yang bakal terjadi gua bisa kendaliin sendiri. Gua sayang Clarissa tapi gua gabisa buat selalu ada di sisinya.Gua selalu milih jalan ini, Bahkan tiap hari. Selama 3 tahun gua ga pernah cape." Ucap Dio.
"Dio? Lanjutin" Ucap Nadiya.
"Gua gatau gua gatau gua ga bingung sama perasaan gua sendiri. Gua gatau gua ga bingung sama perasaan gua sendiri, Gua selalu bisa survive dengan semua hal yang Clarissa lakuin, Bahkan gua tau apapun yang Clarissa suka. Gua bisa mencintai dia dengan cara gua sendiri. Gua punya cara yang paling aneh, Bahkan ini cara gua yang paling cemen dalam mencintai. Gua senang gua ga khawatir gua ga overthinking dengan cara gua kali ini. Gua tetap bisa memandang Clarissa sebagaimana dia adalah wanita yang emang gua cintai. Udah 3 tahun lebih dia pergi dari sini, Gua tetep nunggu dia balik, Sesekali gua ngeliat dia selalu sendirian. Gua sayang sama Clarissa, Tapi gua gabisa nunjukkin." Ucap Dio.
"Masih kurang? Ini bukan lu, Lagi." Ucap Nadiya.
Dio memeluk Nadiya.
"Maaf, Gua sayang sama Clarissa tapi gua ga mengizinkan diri gua buat ngasi tau Clarissa." Ucap Dio.
Nadiya membalas peluknya, Mengelus rambutnya dan menyediakan pundak untuk menompang semua bebannya.
"Maaf ya gua gabisa kasih saran lebih buat lu, Dan di posisi gua kali ini gua cuma mau lu lega dengan semuanya gua tau ini berat buat lu dan gua juga sadar kalo lu nghadepin ini sendirian. Inget ya kalo ada apa apa bilang ke gua ya, Atau kalo mungkin kalo lu butuh bantuan lu bisa minta tolong ke gua apalagi soal Clarissa. Lu keren." Ucap Nadiya.
Dio melepas peluknya.
"Makasi ya, Lu orang yang gua cari selama 1 Tahun silam." Ucap Dio.
Mereka duduk, Diam. Kemudian Dio beranjak dari tempat duduknya ia menutup jendela dan gorden di rumah Clarissa. Setelah menutup semuanya Dio melihat Nadiya Tidur di kursinya. Perlahan Dio menggendong Nadiya dan membawanya menuju kamar tamu. Nadiya tak sadar akan hal itu. Dio menutup pintunya kemudian Dio kembali ke tempat duduknya dan berbaring, Kemudian Dio Terlelap.
Komentar
Posting Komentar