Bagian 19, Aku Benar Berfikir Hanya Menggunakan Kepalaku. Tanpa Tau Kita Ga Pernah Bisa Bersatu

Bagian 19 
Aku Benar Berfikir Hanya Menggunakan Kepalaku. Tanpa Tau Kita Ga Pernah Bisa Bersatu 

"YOKK BERANGKAT!!!" UCAP NADIYA. 

"Yok." Ucap Clarissa. 

"Sekarang banget?" Ucap Dio. 

"Udah buru lu keluar dari sini, Bentar lagi rumah ini di kunci." Ucap Nadiya. 

Dio, Clarissa dan Nadiya pun keluar dari rumahnya. 

"Gua udah pesen taxi, Tinggal tunggu sini aja." Ucap Nadiya. 

"Okey." Ucap Clarissa. 

Clarissa memutar badan kemudian melihat rumahnya sendiri, Betapa banyaknya kenangan disini. Namun benar hidup harus terus berjalan semua hal yang akan pergi memang harus di tinggalkan. Clarissa meyakinkan dirinya sendiri bahwa setelah hal ini terjadi semua hal akan berjalan baik. Semua akan baik namun untuk menuju hal baik kita tidak akan pernah bisa untuk melewatkan hal buruk. Tenang semua hal bukan tentang keterpurukan, Apapun yang terjadi aku akan tetap bisa hidup, Meski sendiri. 

"Tuh taxi nya dateng Sa." Ucap Nadiya. 

"Yok, Dio gua berangkat dulu ya." Ucap Clarissa. 

"Iya, Hati hati di jalan Sa. Jan lupa pake sabuk pengaman nya." Ucap Dio. 

"Okay. Gua berangkat dulu ya." Ucap Clarissa sambil melambaikan tangan. 

"Woi!! Lu Dio kan? Jangan mati sebelum lu tuntasin semua perihal yang ada di pikiran lu, Jangan mau kalah. Dah bye." Ucap Nadiya. 

"Iya, Hati hati di jalan kalian." Ucap Dio sambil membalas senyum manisnya. 

Taxi pun berangkat, Menuju bandara. 
30 menit menuju bandara. Sebelum sampai pada tempat parkir. Clarissa sempat membeli air putih dan sedikit jajan ciki ciki an. Selang ia berjalan kemudian ada yg memanggil Clarissa dari belakang. 

"Clarissa." Ucap Seseorang. 

Suaranya seperti tak jauh berbeda dari sebelumnya, Clarissa seperti mengenalnya. Clarissa menengok ke belakang dan ternyata. 

"Clarissa!!!" Ucap Dio. 

Dia adalah Dio. 

"Lah? Bukannya lu pulang?" Ucap Clarissa. 

"Engga." Ucap Dio. 

"Lah? Lu ngikutin gua dari belakang?" Ucap Clarissa. 

"Iya." Ucap Dio. 

"Ohh lu mau ikut nganter gua, yaudah ayo jangan disini. Ayo bareng sama Nad aja." Ucap Clarissa. 

"Engga, Disini aja." Ucap Dio. 

"Disini panas." Ucap Clarissa. 


"Gua bawa payung kecil yang cukup buat lu." Ucap Dio. 

Dio memegang payungnya. 

"Sa? Gua suka sama lo." Ucap Dio. 

Clarissa diam, Suasana menjadi sedikit membingungkan. Clarissa yang benar benar kaget akan ucapan Dio. Clarissa yang benar benar bingung dengan ucapan Dio. 

"Hah? Maksudnya?" Ucap Clarissa. 

"Emang masih kurang jelas? Gua suka sama lo." Ucap Dio. 

"Lo? Suka? Sama? Gua?" Ucap Clarissa. 

"Iya Clarissa!!!" Ucap Dio. 

"Ini gua harus apa? Apa yang harus gua lakuin? Gua bingung, Tolong." Ucap Clarissa dalam hatinya. 

"Bentar ya gua mau nemuin Nadiya dulu." Ucap Clarissa. 

"Tapi Sa? Tunggu dulu lu belum ngejawab pertanyaan gua." Ucap Dio sambil memegang tangan Clarissa guna untuk mencegahnya agar tidak berlari menuju Nadiya. 

Clarissa yang benar benar bingung, Ia harus menjawab apa dan ia harus mengiyakan atau ia harus berfikiran untuk kembali ke Jakarta guna meneruskan pekerjaannya. Clarissa benar benar bingung. Suasana canggung mulai terbentuk kembali, Clarissa yang kaget dan benar benar kaku saat itu hanya bisa membelakangi Dio. 

"Sa?" Ucap Dio. 

"Kenapa manggil manggil?" Ucap Clarissa.  

"Harus banget membelakangi ya Sa?" Ucap Dio. 

"Ini kenapa si Dio harus gini, padahal kan bentar lagi tinggal berangkat ke Jakarta lagian kenapa aku harus pulang ke Jakarta dengan bawa ginian dari Dio, Ini bukan oleh oleh yang ingin aku terima. Ini beban yang bakal ngerusak perjalananku menuju Jakarta." Ucap Clarissa dalam hatinya yang perlahan membuat raut wajahnya kesal. 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagian 12, Pertama Kali Bersama Sama Hingga Lupa