Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2024

Bagian 20, Cuma Clarissa Yang Paham Trauma

Bagian 20 Cuma Clarissa Yang Paham Trauma Suasana masih benar benar canggung dan diam, Benar benar diam. Clarissa yang tak bisa menjawabnya dan Dio yang selalu menunggu jawaban dari Clarissa. Dio yang tak pernah bisa mengerti mengapa Clarissa tak bisa menjawabnya. Dio yang hanya mementingkan egonya sendiri demi kepuasan mendapatkan jawaban. Dio berharap lebih, Bahkan ia ingin hari ini juga mendapatkan kepastian.  Ego di antara keduanya yang benar benar sama besar. Tak ingin kalah, Tak mau mengerti, dan sangat menginginkan jawaban. Tanpa waktu yang panjang harus sekarang Dio meminta semuanya, Meski terlihat tak memaksa Dio benar benar membutuhkan jawaban dari matanya. Matanya yang benar benar tulus mencintai Clarissa sejak masuk SMA, Menjadi pengagum dalam diamnya dan mengungkapkan nya pada saat hendak kembali ke Jakarta. Persis pada saat Clarissa ingin meninggalkannya lagi.  Memang benar penantian dan pengaguman sama persis seperti menunggu kematian, Ia akan tetap berada dalam...

Bagian 19, Aku Benar Berfikir Hanya Menggunakan Kepalaku. Tanpa Tau Kita Ga Pernah Bisa Bersatu

Bagian 19  Aku Benar Berfikir Hanya Menggunakan Kepalaku. Tanpa Tau Kita Ga Pernah Bisa Bersatu   "YOKK BERANGKAT!!!" UCAP NADIYA.  "Yok." Ucap Clarissa.  "Sekarang banget?" Ucap Dio.  "Udah buru lu keluar dari sini, Bentar lagi rumah ini di kunci." Ucap Nadiya.  Dio, Clarissa dan Nadiya pun keluar dari rumahnya.  "Gua udah pesen taxi, Tinggal tunggu sini aja." Ucap Nadiya.  "Okey." Ucap Clarissa.  Clarissa memutar badan kemudian melihat rumahnya sendiri, Betapa banyaknya kenangan disini. Namun benar hidup harus terus berjalan semua hal yang akan pergi memang harus di tinggalkan. Clarissa meyakinkan dirinya sendiri bahwa setelah hal ini terjadi semua hal akan berjalan baik. Semua akan baik namun untuk menuju hal baik kita tidak akan pernah bisa untuk melewatkan hal buruk. Tenang semua hal bukan tentang keterpurukan, Apapun yang terjadi aku akan tetap bisa hidup, Meski sendiri.  "Tuh taxi nya dateng Sa." Ucap Nadiya. ...

Bagian 18, Ga Pernah Ngerti Tentang Semua Perasaannya

Bagian 18  Ga Pernah Ngerti Tentang Semua Perasaannya   Ternyata dari cara menghargai dan menyayangi seseorang itu berbed kita tau semua hal bahkan sudah tertata rapi di bagiannya masing masing. Karena kita tak pernah tau siapa yang kagum, Siapa yang menaruh harap pada kita. Bahkan ternyata kita adalah bagian penting dalam hidup seseorang. Hanya dengan melihatnya, Membuat nya senang. Kita tau bahwa di semua kehidupannya hanya dengan dia hidup, Dia tak membuat redup. Kebahagiaan kecil yang ia terima hanya dengan dia hidup, Itu membuatnya berarti.   Tidak ada yang unik dalam bagian cerita ini, Bahkan ini jauh dari kata menyenangkan, Hanya saja Kamu terlalu istimewa untuk ku tuliskan disini.  Keesokan harinya Clarissa bangun lebih awal tepat pukul 06:00 ia bangun. Ia berjalan untuk menuju kamar mandinya. Ia menoleh.  "Lho?!! Dio?!!" Ucap Clarissa.  Ia menghampiri Dio kemudian Clarissa mengambil selimut miliknya, Dan menyerahkannya pada Dio.  Selang s...

Bagian 17, Orang Yang Selama Ini Ku Cari

Bagian 17 Orang Yang Selama Ini Ku Cari "Jadi gua benci penolakan." Ucap Dio.  "Wah wah wah jangan jangan lu jadiin Clarissa cuma pelampiasan." Ucap Nadiya.  "Lu lemot banget masa gua harus jelasin semuanya." Ucap Dio.  "Yakan siapa tau gua bisa bantu lu buat dapetin Clarissa. Gua tau lu suka Clarissa tapi lu gatau gimana cara mulainya. Kok muka lu merah." Ucap Nadiya.  "Apa bener ya ini adalah orang yang gua cari selama ini ya? Orang yang harus membawa cerita gua ke BAB selanjutnya. Kayaknya ini orangnya, Gua harus ceritain semuanya." Ucap Dio dalam hati.  "WOII!! KOK LU BENGONG!!!" UCAP NADIYA.  Dio memutuskan untuk mengeluarkan semua yang ada di pikirannya. Dio menatap Nadiya.  "SEREMM!! KOK TATAPAN LU GITU. LU MAU NGAPAIN?!!! GUA TONJOK LU!!!" UCAP NADIYA.  "Gua mau ceritain semuanya." Ucap Dio dengan tenang.  "Yuk? Mau mulai dari mana?" Ucap Nadiya.  "Jadi yang gua maksud tadi tentang gu...

Bagian 16, Karena Aku Ga Pernah Tau Arti Tulus

Bagian 16 Karena Aku Ga Pernah Tau Arti Tulus Setelah Dio memanggilnya. Clarissa tetap saja tidak bisa menjawab Dio. Clarissa hanya diam. Karena memang pada saat itu Clarissa sedang kacau kacaunya. "Lu Sehat ga? Ga sopan banget perasaan. Clarissa lagi ga baik baik aja tau, Malah kenalan." Ucap Nadiya dengan ketus. "Iya maaf deh Mba." Ucap Dio. "Lu kok panggil gua Mba?!! Emang gua setua itu??" Ucap Nadiya. "Diem Mba, Ini lagi acara dukacita." Ucap Dio. "Kok lu nantangin gua?!!!" Ucap Nadiya. Kemudian setelah Dio tau itu hanya akan membuat pertengkaran. Dio memberhentikan pembicaraannya kemudian duduk menjauhi Clarissa dan Nadiya. "Anak gila, Dateng dateng malah kenalan. Napa hari ini gua nemuin manusia manusia yang lebih aneh dari manusia, Setan emang." Ucap Nadiya dalam hati. "Ssttt, Cup cup cup cup. Kamu ga sendirian kok Sa, Ada gua. Aku nemenin kamu terus." Ucap Nadiya menenangkan Clarissa. Hari itu juga...